Senin, 25 Mei 2015

PENGEMBANGAN MEDIA AUDIO-VISUAL


PENGEMBANGAN MEDIA AUDIO-VISUAL

                                           Dosen Pengampu             : Dr. Marwan, M.Si.
             Mata Kuliah                     : Media Pembelajaran Ekonomi
 
                                                                  Disusun Oleh
                                                                   Kelompok 4
                 Nama                                       Nim
                  Ayu Warmi                                   141790
                  Elidawati                                       141790
                  Hermita                                         14179010
                  Melisa Safitri                                 141790


PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
TA 2015

Pembuatan media audio-visual
1.      Langkah-langkah produksi
Prosedur produksi media audio-visual melalui tiga tahap kegiatan, yaitu pra produksi, produki, dan pasca produksi. Pra produksi adalah tahap persiapan , yakini kegiatan-kegiatan awal sebelum dilakukan pengambilan gambar dan perekaman suara serta ilustra-ilustrasi laiinya. Luaran yang dihasilkan pra produksi ini adalah berupa naskah media audio-visual yang akan digunakan sebagai pedoman atau rujukan oleh sutradara. Pengambilan gambar, penata suara dank rue film lainnya dalam tahap proses selanjutnya. Beberapa kegiatan yang dilakukan pada tahap produksi adalah indentifikasi program media, penyusunan garis-garis besar media video (GBIMV), penyusunan jabaran materi media dan penulisan naskah media. Tahap produksi terdiri rembuk naskah, hunting, casting, budgeting, shooting dan rekam audio. Sedangkan tahap pasca produksi dilakukan editing, validasi ujicoba, revisi dan produksi.
 
 2.       Prosedur pembuatan
1.1        Tahap pra produksi
Tahap pra produksi adalah tahap perencanan dan persiapan yang meliputi beberapa kegiatan, yaitu :
1)   penentuan indentifikasi program media
untuk menghasilkan suatu karya apapun, dimulai dengan gagasan. Gagasan dalam pembuatan media pembelajaran ini yaitu terkait dengan bentuk atau jenis media yang akan diproduksi.ini merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh seorang pengembang media pembelajaran. Untuk media pembelajaran, pencarian ide dan penetapan bentuk dan jenisnya sebaiknya didasarkan pada hasil telaah kurikulum yang berlaku dan sesuai dengan kebutuhan sasaran yang dituju.Tidak semua jenis media cocokdengan semua jenis materi pembelajaran. Disamping itu, tidak semua materi yang ada dikurikulum perlu dibuatkan medianya.
Dari penelaahan kurikulum akan dihasilkan apa yang disebut Pola Dasar Kegiatan Pembelajaran (PDKP). Dalam penyusunan PDKP tersebut perlu dimasukkan semua kompetensi diharapkan beserta indikator keberhasilan topic yang kan dikembangkan mediannya. Dari kompetensi dan indikator tersebut kemudian ditetapkan jenis dan bentuk media yang cocok digunakan dalam pembelajarannya. 

1)   Penyusunan Garis Besar Isi Materi (GBIMV)
Sebagaimana PDKP, penyusunan GBIMV juga harus didasarkan pada analisis kebutuhan, indikator kompetensi dan topik materi. GBIMV digunakan digunakan sebagai pedoman bagi penulis naskah dalam penulisan naskah media. Dalam penyusunan GBIMV dipelrukan bantuan dari ahli materi dan ahli media. Ahli materi mengkaji kebenaran dari kecukupan materi, sedangkan ahli media mengkaji kemenarikan, performans dan kesuaian madia tersebut dengan materi. Berdasarkan hasil telaah yang dilakukan, dapat diidentifikasi topik-topik materi tersebut selanjtuknya dimasukkan kedalam GBIMV.
Penyusunan GBIMV dapat juga digunakan dalam menetetapkan jumlah topik dan subtopik yang saling berhubungan dalam program media yang dibuat. Disamping itu, juga bisa digunakan dalam memperkirakan durasi untuk media audio dan video, dan jumlah bab atau subbab untuk jenis media cetakuntuk setiap topik materi  yang akan dibahas perlu dicarikan bukurefensi dsan sumber informasi pendukung lainnya termasuk observasi kelokasi sumber.
2)   Penyusunan Jabaran Materi (JMM)
Penyusunan JMM bertujuan untuk mempermudah penulisan naskah, perkiraan durasi, topic materi dan biaya produksi media. Topic-topik yang sudah dirumuskan tadi kemudian dilakukan penjabaran. Jabaran topic ini diperlukan sebagai dasar untuk merencakan ilustrasi visual dan audio untuk media.
Di dalam JMM harus dituliskan secara lengkap topic-topik atau butirmateri yang akan diangkat dalam media. Penjabaran materi ini diperlukan secara hati-hati dan cermat agar tidak terjadi kesalahan fatal yang akan menyebabnkan minkonsepsi bagi pengguna media nantinya. Dalam aplikasinya, diusahakan sesuai dengan kondisi lingkungan dan kesukaan peserta didik agar materinya lebih mudah mereka pahami. Salah dalam pemilihan aplikasi akan menyebabkan materi tersebut sulit dimengerti oleh para npeserta didik. Misalnya,  mereka kesulitan memahami dan membayangkan sesuatu yang belum pernah merka lihat, dengan dan alami.
Dalam penyusunan GBIMV dan JMM untuk media audio dan video, Riyana (2006) memberikan beberpa tips praktis yaitu :
a.          Topic program dipilih salah satu bagian dari topik materi.
b.         Judul program ditentukan dari topic yang telah ditelaah.
c.          Sasaran adalah merkea yang menajdi target dari program yang disajikan.
d.         Kompetendi dan idikator dirumuskan sesuai dengan pengembangan, pendalaman, ataupun pengayaan materi dalam GBIM.
e.          Topik – topik materi merupakan hasil jabaran dari kompetensi dan indikator.
f.          Format sajian. Penentuan format sajian berdasarkan jumlah materi yang disajikan, yang mengacu ke daya tarik sasaran.
g.         Durasi. Lama program terbatas dan tidak perlu panjang.

3)      Penulisan Naskah.
a.          Persiapan Naskah
Naskah dalam perencanaan media diartikan sebagai pedoman tertulis yang berisi informasi dalam bentuk visual, grafis dan audio yang dijadikan acuan dalam pembuatan media tertentu, sesuai dengan tujuan dan kompetensi tertentu. Naskah juga dikatakan sebagai outline media yang akan mengandung isi materi dan kompetensi yang diaharapkan tercapai. Melalui naskah inilah tujuan dan materi tersebut dituangkan dengan kemasan sesuai dengan jenis media, sehingga media yang dibuat benar-benar akan memiliki kesesuaian dengan harapan.
Dilihat dari formatnya naskah memiliki bermacam-macam jenis, dan tiap jenis memiliki bentuk yang berbeda-beda, namun fungsinya sama, yaitu sebagai penuntun dalam memproduksi media. Unsur-unsur audio, teks, dan visual yang harus ditampilkan dalam media beserta urutannya dengan jelas tertera di dalam naskah.
Naskah yang baik, tidak dibuat secara spontanitas, langsung jadi, akan tetapi meliputi beberapa tahapan. Proses penyusunan naskah media melalui beberapa tahapan, yaitu :
a)      Tahapan pertama
Dimulai dari pencarian ide/ gagasan menenai format sajian yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Dalam pencarian ide diperlukan kreativitas dan pertimbangan kira-kira format seperti apa yang menarik, namun tetap memiliki subtansi materi yang jelas. Misalnya kita ingin membuat media video untuk siswa SMA kelas XI
Setiap format sajian bisa dibuat dalam berbagai alternative dan setting yang lain. Kita tinggal mempertimbangkan dan memilih mana yang paling mungkin dproduksi didasarkan berbagai pertimbangan. Yang perlu diperhatikan adalah naskah video pembelajaran sebaiknya ditulis dengan memperhatikan metode pembelajaran dan factor kemenarikan program. Istilah umum untuk program  pembelajaran penyajiannya yaitu secara edutainment, artinya mendidik dan menghibur( perlu dan menarik), untuk membuat menarik ada beberapa cara, misalnya adanya konflik, lucu, human interes (menyentuh perasaan), bintang, terkenal, berbeda, mutakhir dan sebagainya.
b)      Tahap kedua
Pengumpulan data dan informasi untuk membuat, melengkapi, dan memperkaya naskah media tersebut. Mengumpulkan bahan ini dapat dilakukan dengan cara mengkaji litertur, melakukan survei sederhana atau juga terlebih dahulu dilakukan penelitian secara mendalam. Misalnya : jika kita akan membuat video tentang sampah, maka perlu dipelajari literatur tentang kesehatan, lingkungan, sampah, dan lain-lain.
c)      Tahap ketiga
Menyusun sinopsis dan treatmen. Sipnopsi secara singkat dapat diartikan sebagai ringkasan program atau ringkasan cerita. Dalam istilah yang lebih sederhana sinopsis dapat diartikan sebagai ringkasan cerita. Dalam penulisannya sinopsis tidak diuraikan dengan kalimat yang panjang tetapi cukup beberapa kalimat saja, namun tercakup didalamnya: tema, event, dan alur yang dikemas dengan kalimat yang sederhana dan mudah dipahami. Sedangkan treatment merupakan pengembangan dari sinopsis, semua alur cerita yang akan ada dalam video tersebut diuraikan dari awal kemunculan gambar sampai program berakhir diuraikan secara deskriptif. Sinopsis dan treatment khususnya dibuat untuk media sound slide, film, video, program media audio. Sedangkan media cetak tidak membutuhkan treatment.

b     b.      Skenario (shooting Script)
      skenario merupakan petunjuk operasional dalam pelaksanaan produksi atau pembuatan programnya. Jadi skenario sangat bermanfaaat bagi teknisi dan kerabat produksi yang akan melaksanankannya dengan tanggung jawab teknis operasional. Dalam skenario inilah beda antara film dan video akan tampak karena video mempunyai efek visual tertentu yanga kan dimilki oleh media film, misalnya dissolve, wipe, superimpose, split, image, dan sebagainya. skenario untuk program video mempergunaka lebih banyak istilah-istilah atau “bahasa” produksi dan petunjuk-petunjuk teknis operasional bagi kerabat dan teknisi produksi.     
          c.  Pengkajian/Validasi Naskah
Setiap naskah harus dikaji oleh ahli materi, ahli media,dan ahli bahasa. Ahli materi mengkaji aspek sajian materi san aspek pembelajaran.  Ahli media mengkaji dari aspek penyajian (media), misalnya : kemenarikan penyampaian materi tersebut sesuai karakteristik pemain, perwatakan, animasi, adegan, konflik, musik, sound effect, format program, alur program, dll. Sedangkan ahli bahasa mengkaji kaidah dan pilihan kata sesuai dengan karakteristik sasaran. Naskah dikatan final dan siap untuk diprodulsi apabila sudah disetujui dan ditandatangani oleh ketiga pengkaji tersebut. Disinilah kegiatan akhir dari praproduksi. Naskah yang sudah dinyatakan final/laik produksi selanjutnya diserahkan kepada Sutradara untuk diproduksi.
 

1.1           Tahap Produksi
Setelah naskah divalidasi dan disetujui, naskah tersebut diserahkan kepada Sutradara untuk memulai kegiatan produksi. Setelah menerima naskah, sutradara biasanya akan melakukan langkah-langkah sebagaia berikut:
1)      Rembuk Naskah (Script Conference)
Rembuk nasakah diperlukan untuk menyamkan persepsi pemahaman terhadap naskah, sehingga apabila diproduksi diharapkan tidak terjadi kesalahan yang fatal yang menyebabkan miskonsepsi pengguna media. Hasil dari rembuk naskah adalah sutradara memahami naskah dengan baik sesuai dengan kemauan penulis, pengkaji materi, media dan bahasa. Dengan demikian, sutradara akan mengubah naskah menjadi bahasa visual dan audio yang terintegrasi sehingga menjadi sebuah media pembelajaran yang mudah dipahami, enak ditonton, menyenangkan dan bermanfaat.


2)      Pembentukan Tim Produksi (Production Crews)
Tim produksi atau kru produksi, biasa juga disebut kerabat kerja, merupakan sekumpulan orang yang nenpunyai profesi atau keahlian berbeda-beda tetapi setelah disatukan menjadi sebuah tim yang kompak sehingga menghasilkan sebuah karya yang luar  biasa. Tim produksi dapat berjumlah besar dapat juga berjumlah kecil. Prinsipnya jumlah tim dalam produksi cukup flesibel, tergantung kondisi pekerjaan yang dihadapi.
3)      Membuat Story Board/Shooting Script
Setelah tim produksi media terbentuk,maka tugas pertama yang dilakukan adalah setiap anggota harus mempelajari dan memahami naskah. Setelah itu diadakan rapat tim untuk menyusun story board/shooting scripy, yaitu petunjuk operasional dalam kegiatan produksi, pembuatan program dan pengambilan gambar.  Didalam story board sudah tergambar secara lengkap dan sistematis setiap adegan bahkan shot (gambar) yang akan diambil misalnya, siapa yang akan muncul, bagaimana gerakan, dimana posisi objek dan sebagainya.
Skenario sangat bermanfaat bagi teknisi dan kerabat produksi yang bertanggung jawab pada pekerjaan teknis operasional, seperti editor, kameramen, pengambilan gambar, sound man, dan pencatat adegan. Skenario biasanya menggunakan banyak istilah atau petunjuk teknis berkaitan dengan bahasa produksi.
4)      Penghitungan dan penyususunan anggaran
Anggaran di susun adalah total biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan media tersebut, mulai  dari perencanaan sampai kegiatan pasca produksi. Penyususunan anggaran harus mempertimbangkan berbagai faktor seperti lamanya syuting, jumlah tim produksi, lokasi, biaya editing dan lainnya
5)      Pemilihan pemain (casting)
Pemain perlu di pilh sesuai tuntutan naskah. Kesalahan dalam pemilihan pemain atau karakter pemain akan mengakibatkan kesalahan penyampaian materi atau materi menjadi tidak menarik.
6)      Pencarian lokasi (Hunting)
Lokasi harus di sesuaikan dengan tuntutan naskah, kalau ingin mengubah lokasi agar lebih hemat harus di bahas ketika rembuk naskah, lokasi syuting dapat di luar atau di dalam studio tergantung efektifitas dari pengambilan gambar dan tuntutan naskah.
7)      Rapat tim produksi (Production meeting)
Dalam pertemuan ini masing-masing profesi menyampaikan persiapan yang udah dan akan di lakukan, serta mencari solusi masalah yang  belum terselesaikan, semua hal berkaitan dengan alat, bahan dan lainnya sesuai tugas masing-masing sudah harus di temukan.
8)      Setting Lokal (Blocking Area/ Location Set) Sebelum melakukan pengambilan gambar
Sutradara bersama tim produksi mengadakan penataan lokasi dan setting properti sesuai yang di butuhkan dalam naskah.
9)      Pengambilan gambar dan suara
Disini Kegiatan produksi merupakan kegiatan untuk merubah ide dalam bentuk naskah ke bentuk gambar dan suara, gambar dan suara yang di dapatkan harus prima sesuai yang kita inginkan. Bila yang ada hanya gambar saja tanpa suara ini akan menjadi kurang menarik sehingga di perlukan Microphone dan peralatan  audio lainnya untuk melengkapi gambar tayangan dengan suara atau audio selanjutnya di gabungkan dalam media penyimpanan dengan menggunakan tape recorder.

 

1.1           Tahap Pasca Produksi
     1) Video Editing
Editing adalah merangkai gambar dengan gambar, gambar dan suara dengan gambar, suara dengan suara menjadi satu rangkaian yang kronologis sehinggan mampu menyampaikan pesan sesuai dengan naskah dan enak di tonton

Tiga bentuk edit atau penyambungan gambar yaitu cut, MIX,  Fade
Cut : dipergunakan untuk kontinuitas gerak/ action yang relatif cepat, menunjukkan sesuatu yang saling berkaitan (implict) perubahan informasi atau tempat dan lain-lain.
Mix :  dimaksudkan untuk perubahan waktu, menyampaikan dua infonnasi dalam satu frame, perubahan waktu setempat secara perlahan-lahan, bayangan pikiran  dan lain-lain.
Fade ada 2 macam , - Fade in dipergunakan untuk permulaan program, permulaan scene, perubahan waktu, perubahan lokasi.
-          Fade out di pergunakan untuk ending program, ending scene, perpindahan waktu dan perpindahan lokasi.
     2)    Macam-macam editing
a)      Linear editing
Linear editing hanya mengandalkan pada hasil gambar yang di rekam kamera dan sangat bergantung pada orang yang mengoperasikan kamera, biasanya dalam pengambilan gambar mengikuti urutan yang sudah di rencanakan karena dalam prosesnya gambar yang di ambilberupa duplikat atau copy dari master shootingnya sehingga banyak terjadi penurunan kwalitas gambar akibat dari proses editing.
Saat ini linear editing sudah banyak di tinggalkankarena mahal.
b)      Non Linear Editing
Metode editing ini menggunakan komputer untuk melakukan proses editing. Proses ini hampir seluruhnya di lakukan cecara digital dan tidak mempergunakan proses mekanik terkecuali dalam mengimport dan mengeksport hasil akhir  ke dalam kaset atau CD. Editing ini pada dasarnya menggunakan metode Cut and Paste.
Proses video editing jadi lebih mudah seperti memindahkan scene atau  urutan gambar cukup dengan cut and paste sekaligus menambahkan efek dan judul. Dengan editing digital video bisa disimpan ke kaset kemudian di tonton kembali atau di duplikat ke media lain. Komputer non Linear editing harus mempunyai kombinasi yang baik antara Ram, Hardisk dan OS, adanya konflik antara hardware, software dan komponen lainnya dapat menyebabkancrash, hasil akhir yang direkam ke kaset dapat beragam, seperti seperti lompat atau adamya frame yang hilang. Kunci sukses adi editor  video  yang sukses adalah waktu, kesabaran, pemahaman pada alat yang di gunakan dan selalu mencari ide baru yang inovatif.
3    3)Perangkat lunak editing
Saat ini perangkat lunak (sofware) editing sangat beragam dari yang kelas high-end sampai yang low end semua perangkat lunak ini mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Dari sekian banyak perangkat lunak yang tersedia, yang mudah penggunaanya antara lain adalah Pinnacle Studio, Movie Maker, Adobe Premiere pro, dan lain-lain.
   4)   Mixing
Mixing merupakan kegiatan memadukan gambar dan suara agar menjadi satu kesatuan program yang enak dilihat dan didengar. Dalam memadukan gambar dapat memadukan 2 atau lebih gambar agar dapat tampil dalam satu frame, disamping itu juga memadukan suara dengan suara agar menjadi satu kesatuan yang enak didengar.
55) Preview
Preview melibatkan sutradara, ahli materi, ahli media, dan penulis. Kegiatan preview atau istilah dialam evaluasi disebut expert judment untuk melihat apakah media yang dibuat sesuai dengan perencanaan (naskah)
Aspek yang dinilai dalam priview media video/televisi yaitu:
a.       Ahli materi, meliputi materi dan pembelajaran (pedagogik)
b.  Ahli media, meliputi media (sesuai karakteristik TV), teknis (gambar, suara, pemain, tulisan, sudut pengambilan gambar, komposisi, setting, propertis, kostum, musik, animasi, dll)
c.    Ahli bahasa, berkaitan dengan pilihan kata, penggunaan kalimat, hubungan antar paragraf.
d.    Ahlli psikologi, menilai kesesuaian dengan sasaran dan dampak/efek psikologis tayangan.
  6)    Uji coba
Uji coba ini dimaksud untuk melihat kesesuaian dan efektivitas media dalam pembelajaran. Hal ini diperlukan karena kadang-kadang apa yang dikonsep oleh penulis dan para ahli belum tentu sesuai dengan kenyataan dilapangan. Dalam uji coba diperlukan bantuan teman sejawat sebagai pengamat. Untuk itu perlu disiapkan lembar observasi/pengamatannya. Hasil uji coba merupakan masukan untuk dilakukan revisi atau langsung dapat dipakai untuk media pembelajaran dikelas atau disiarkan.
   7)  Revisi
Setelah uji coba dilakukan, maka dilakukan telaah dan refleksi terhadap catatan-catatan/data hasil observasi teman sejawat dan angket siswa. Semua kekurangan segera diperbaiki atau direvisi agar diperoleh hasil yang lebih baik dan lebih sempurna.

    8) Produksi dan Distribusi
Tahap terakhir adalah memproduksi media. Jumlah media yang diproduksi harus sesuai dengan keperluan dilapangan. Media pembelajaran uang sudah diproduksi didistribusikan kepadapengguna untuk digunakan atau dijual.

2.      Peralataan Pendukung Produksi
Kegiatan produksi merupakan kegiatan inti dalam pembuatan media pembelajaran audio-visual. Pada tahap ini dilakukan pengambilan ilustrasi berupa gambar (diam, bergerak) dan suara (musik, narasi, sound effect) termasuk juga teks, yang disesuaikan dengan tuntutan naskah skenario yang susah disusun. Selama proses pengambilan ilustrasi media ini diperlukan berbagai peralatan, seperti kamera video digital (digital video camera), mikrofon dan peralatan pendukung lainnya seperti tripod

Sumber:
 Asyhar,R.  Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar